Langsung ke konten utama

POKOK dari ajaran saya adalah beriman kepada Allāh Yang Maha Esa… ▌“Mirzā Ghulām Aḥmad” #MGA

PENDIRI Jemaah Muslim Aḥmadiyyah Ḥaḍrat Masīḥ Mau’ūd Mirzā Ghulām Aḥmad a.s. menulis:

“POKOK dari ajaran saya adalah beriman kepada Allāh Yang Maha Esa sebagai wujud Yang tiada sekutu-Nya, Yang memiliki rasa welas asih kepada mahluk ciptaan-Nya, Yang berperilaku baik, serta Yang tidak mempunyai itikad buruk.

“Berlakulah sedemikian rupa sehingga tidak ada kerancuan atau kejahatan menghampiri hati Anda.

“Jangan bicara palsu, jangan menciptakan kedustaan, dan jangan menyakiti siapa pun, baik dengan tangan atau pun dengan lisan.

“Hindari segala bentuk dosa dan kendalikan hawa nafsu Anda.

“Cobalah mensucikan hati Anda tanpa ada kejahatan sama sekali.

“Harus menjadi prinsip hidup Anda untuk mengasihi semua manusia.

“Pelihara tangan Anda, lidah Anda, dan pikiran Anda dari semua hal yang tidak bersih dan rancu serta segala bentuk penipuan.

“Takutlah kepada Allāh dan sembahlah Dia dengan hati yang suci.

“Tahan diri Anda dari melakukan kesalahan, pelanggaran, pencurian, menerima suap, persekutuan yang curang, dan jauhi rekan-rekan yang zalim.

“Peliharakan penglihatan Anda dari pengkhianatan dan pendengaran Anda dari mendengar umpatan.

“Jangan mempunyai rencana jahat terhadap para penganut agama atau suku bangsa atau pun kelompok lain.

“Jadilah penasihat yang tulus bagi setiap orang.

“Jangan sekali-kali menjadikan mereka pembuat kerusuhan atau yang berperilaku buruk sebagai sahabat.

“Jauhi semua jenis dosa dan berusaha mencapai nilai-nilai rohani yang baik.

“Hati Anda harus bersih dari dusta, tangan Anda harus kalis dari perbuatan salah dan mata kalian harus bersih dari segala yang tidak suci.

“Jangan pernah mengambil bagian dalam tindak kejahatan atau pelanggaran.

“Upayakan sekuat mungkin agar Anda bisa mengenal Allāh swt. karena mengenal Dia berarti menemukan keselamatan dan yang menemukan Dia akan memperoleh pertolongan-Nya.

“Dia akan mewujudkan diri-Nya kepada siapa pun yang mencari-Nya dengan kasih dan ketulusan hati, dan Dia akan membukakan diri-Nya kepada ia yang benar-benar menjadi milik-Nya.

“Hati yang suci adalah arasy bagi-Nya, sedangkan lidah yang terbebas dari kedustaan, caci-maki dan bicara hampa merupakan tempat bagi penampakan-Nya.

“Ia yang menenggelamkan dirinya dalam mencari keriḍaan-Nya akan menjadi manifestasi dari kekuasaan-Nya yang Maha Luhur.”

(Rūḥānī Khazā’in Jilid XIV, «Kasyful Ghitā’, Ḍiyā’u'l-Islām Press Qādiyān, 1898», Additional Nāẓir Isyā‘at London, 1984, ṣafa 187—188, «penerjemah: Alm. H. Abdul Qayum Khalid»)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat Baiat ke dalam Jemaat Islam Ahmadiyah

PENDIRI Suci Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (Imam Mahdi & Isa Almasih Yang Dijanjikan) a.s., pada tanggal 23 Maret 1889, telah menetapkan 10 Syarat Baiat atau Masuk dan mengikat janji/ikrar kesetiaan ke dalam Jemaat Islam Ahmadiyah yang isinya adalah sebagai berikut: 1. Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik. 2. Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasiq, kejahatan, aniaya, khianat, mengadakan huru-hara, dan memberontak serta tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya. 3. Akan senantiasa mendirikan salat lima waktu semata-mata karena mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa mendirikan shalat Tahajud, dan mengirim selawat kepada Junjungannya Yang Mulia Rasulullah saw. dan memohon ampun dari kesalahan dan mohon perlindungan dari dosa/kelemahan-manusiawi; akan ingat

Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. ‘adzan dan mengimami Ṣalāt

Dikutip dari LB HAKṢALCIS | №. 001/1—7 TABLIGH 1400 HS  (Lembaran Berkala Hari Kesadaran Ṣalāt Majelis Cabang Cisalada). ḤAḌRAT Mian Abdullah Sanauri r.a. menceritakan kepada saya (Mirza Bashir Ahmad r.a.): “Pada masa-masa permulaan, Ḥaḍrat Masīḥ Mau‘ūd a.s. (Ḥaḍrat Ṣāḥib) sendiri yang biasanya ‘adzan dan beliau sendiri yang menjadi imam.”

MENGAPA Islam Ahmadiyah "mengutamakan" soal hidup dan matinya Nabi Isa a.s.?

ADA satu pertanyaan yang perlu dijawab yaitu mengapa Ahmadiyah “mengutamakan” soal hidup dan matinya Nabi Isa a.s.? Dosa yang sangat besar ialah syirik (menyekutukan Tuhan), sedang dari antara syirik yang bermacam-macam itu “pengakuan Allāh beranak” itu adalah merupakan syirik yang lebih besar. Allāh swt. berfirman: “Hampir semua langit itu pecah oleh karenanya dan bumi terbelah dan semua gunung itu runtuh berkeping-keping karena mereka mengaku bagi Yang Maha Pemurah mempunyai anak laki-laki” ( QS XIX—Maryam: 91 — 92 ) Maka untuk menghapuskan dosa yang maha dahsyat itu Allāh swt. telah menyebutkan keterangan-keterangan yang nyata dalam Al-Qur’ānu’l-Majīd, umpamanya Allāh swt. berfirman: (1) Isa a.s. itu hanya seorang rasul Allāh; (2) Sebagaimana rasul-rasul yang lain sudah wafat, maka beliau a.s. pun juga sudah wafat; (3) Selama dia hidup membutuhkan makan dan minum; (4) Dia telah diperanakkan oleh seorang perempuan (Maryam). (Lihat QS V—Al-Mā’idah: 70 ). Akan tetapi, karena pengaruh