Langsung ke konten utama

LIMA rukun yang menjadi dasar agama Islam adalah bagian dari keimanan kita

Kita berpegang teguh kepada firman Allāh swt., yaitu Al-Qur'ān, kepada apa kita diperintahkan untuk berpegang teguh. Sebagaimana kata Ḥaḍrat Farūq (‘Umār bin Khaṭṭab) r.a., kita menyatakan bahwa kitab Allāh ini cukuplah bagi kita.

Sebagaimana juga ujar Ḥaḍrat ‘Ā‘išah r.a., jika ada perbedaan di antara Al-Qur'ān dan Ḥadīṡ, maka prioritas diberikan kepada Al-Qur'ān. Kita beriman bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allāh swt. dan bahwa penghulu dan junjungan kita, Muḥammad saw. adalah rasul-Nya dan khātamu'l-anbiyā‘. Kita beriman kepada malaikat, kehidupan kembali, hari penghisaban, surga, dan neraka.

Kita meyakini bahwa apa pun yang dikatakan Ḥaḍrat Rasūlu'l-Lāh saw. adalah benar. Kita meyakini bahwa siapa pun yang mengurangi atau menambah-nambah walaupun senoktah kecil atas ajaran agama Islam, atau mengajak kepada meninggalkan kewajiban serta mengabaikannya, adalah termasuk orang yang tidak beriman dan telah berpaling dari Islam.

Saya mengingatkan para anggota jemaah saya bahwa mereka harus mempunyai keyakinan penuh pada keimanan:

لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ
Lā ilāha illa'l-Lāh[u], Muḥammadu'r-rasūlu'l-Lāh[i]

Bahwa, tiada tuhan selain Allāh dan bahwa Muḥammad adalah rasul Allāh, serta mereka seharusnya mati dalam keadaan beriman demikian. Mereka harus mengimani semua nabi dan semua kitab samawi yang kebenarannya dikukuhkan oleh Al-Qur'ān.

Mereka harus melaksanakan puasa dan ṣalāt serta membayar zakat dan melaksanakan ibadah haji serta melaksanakan seluruh perintah yang diberikan Allāh swt. dan rasul-Nya serta menahan diri dari segala hal yang dilarang, secara keseluruhan sejalan dengan peraturan Islam. Kita menganggap adalah menjadi kewajiban kita untuk menerima segala hal yang didukung oleh konsensus dari para orang-orang saleh yang telah lalu dan semua yang dianggap sebagai bagian dari agama Islam oleh para ahli sunnah . Kita bersaksi demi langit dan bumi, inilah agama kita.

(Rūḥānī Khazā‘in Jilid XIV, «“Ayyām-i-Ṣulḥ”, Ḍiyā‘u'l-Islām Press Qādiyān, 1899», Additional Nāẓir ’Išā’at London, 1984, ṣafa 323)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat Baiat ke dalam Jemaat Islam Ahmadiyah

PENDIRI Suci Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (Imam Mahdi & Isa Almasih Yang Dijanjikan) a.s., pada tanggal 23 Maret 1889, telah menetapkan 10 Syarat Baiat atau Masuk dan mengikat janji/ikrar kesetiaan ke dalam Jemaat Islam Ahmadiyah yang isinya adalah sebagai berikut: 1. Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik. 2. Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasiq, kejahatan, aniaya, khianat, mengadakan huru-hara, dan memberontak serta tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya. 3. Akan senantiasa mendirikan salat lima waktu semata-mata karena mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa mendirikan shalat Tahajud, dan mengirim selawat kepada Junjungannya Yang Mulia Rasulullah saw. dan memohon ampun dari kesalahan dan mohon perlindungan dari dosa/kelemahan-manusiawi; akan ingat ...

Fatwa rokok dari pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah (9/9)

“WAHAI orang-orang yang berakal! Dunia tidaklah kekal. Oleh karena itu, berhati-hatilah dan kembalilah kepada kebenaran! “Tinggalkanlah setiap jalan yang menyimpang! Tinggalkanlah setiap benda yang memabukkan! “Khamar bukan satu-satunya benda yang dapat menghancurkan manusia. Bahkan, sesungguhnya opium, ganja, marijuana, morfin, toddy, dan benda-benda yang memabukkan lainnya yang dijadikan kebiasaan, kesemuanya itu meruntuhkan dan menghancurkan akal pada akhirnya. “Oleh karena itu, jaunkanlah diri Anda darinya! “Sesungguhnya saya tidak memahami mengapa Anda menyalahgunakan benda-benda ini yang menyebabkan kematian ribuan penyalah guna lain seperti Anda. “Sesungguhnya kemuḍaratan-kemuḍaratan yang dihasilkan khamar bagi orang-orang Eropa disebabkan bahwa dahulu Nabi ‘Īsā a.s. biasa meminumnya, mungkin karena suatu penyakit kronis atau kebiasaan terdahulu. “Akan tetapi, wahai Anda-kaum muslimin! Sesungguhnya Nabi Anda saw. bersih dan suci dari setiap benda yang memabukkan dalam arti yang...