Pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyyah Mirza Ghulam Ahmad a.s. bersama putera beliau Sahibzada Mirza Syarif Ahmad r.a. |
“KITA tidak
menggolongkan tembakau ke dalam benda-benda yang memabukkan.
“Akan tetapi, menghisapnya
merupakan sebuah perbuatan yang sia-sia.
“Allāh Ta‘ālā telah
berfirman mengenai keadaan orang-orang mukmin: « وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ—‘Mereka adalah orang-orang yang berpaling dari kesia-siaan.’»
“Hanya saja, jika seorang
dokter mensifatinya sebagai sarana kesembuhan bagi seseorang, tidak ada yang
dapat melarang pemakaiannya.
“Adapun penghisapannya
seperti biasa, hal itu sia-sia dan kemubadziran belaka.
“Seandainya benda itu ada
pada zaman Ḥaḍrat Rasūlullāh
saw., beliau tentu akan membencinya dan tidak
akan menyukainya bagi para Sahabat r.a.. (Majalah al-Ḥakam, 24 Maret 1903, halaman 7; penerjemah: Ibnu Abī ‘Iffat;
http://nafirizaman.blogspot.com/2015/02/fatwa-fatwa-hadrat-al-masih-al-mauudas.html)”
Komentar