Langsung ke konten utama

Doa [Pendiri Ahmadiyah] Hadhrat Imam Mahdi dan Masih Mau’ud a.s. Untuk Kehidupan dan Kemajuan Islam

ربّ أحـي الإسلام بجـهدي وهمّـتي ودعآئـي وكلامـي وأعـد بي
“RABBI aĥyi'l-islâma bijahdî wa himmatî wa du’âî wa kalâmî, wa a’idbî

سـحنته، وخـيره، وسبره، ومزّق كلّ معاند وكبره، . ربّ أرني كيـف
saĥnatahû wa khairahû wa sibrahû, wa mazziq kulla ma’ânida wa kibrahû. Rabbi arinî kaifa

تحـي المـوتٰى ، وأرني وجـوها ذوى الشّمـآئل الإيمـانيّة ونفـوسا
tuhyi'l-mautâ wa arinî wujûhaŋ-dzawi'sy-syamâ'ili'l-îmaniyyati wa nufûsaŋ-

ذوى الحـكمة اليمانـيّة وعـيونا باكية من خـوفك وقلوبا مقشعـرة
dzawi'l-ĥikmati'l-yamâniyyati wa ‘uyûnam-bâkiyatam-min-khaufika wa qulûbam-muqsya’iratan-

عـند ذكـرك
‘inda dzikrik[a].”

« آئيـنه كـمالات إسـلام ﴿ دافـع الوسـاوس ﴾ » ، روحـانى خـزآئن جـلد ٥ ، صـ ٦ ، بـ ٨ .


“WAHAI TUHAN-ku, hidupkanlah Islam ini dengan perjuangan, gelora semangat, doa, dan kata-kataku. Kembalikanlah kemajuan, kebaikan, dan keindahannya. Luluhkanlah setiap penentang dan ketinggian hatinya. Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang yang mati rohaninya. Perlihatkanlah kepadaku orang-orang beriman yang memiliki kesopanan, orang-orang yang memiliki berkah kebijakan, orang-orang yang mudah mencucurkan air mata karena takut kepada-Mu, dan orang-orang yang berhati gemetar ketika ingat kepada-Mu.”[]


“Â'inah Kamâlât-i-Islâm (Dâfi’ul Wasâwis)” dalam Ruĥânî Khazâ'in Ĥadhrat Mirzâ Ghulâm Qâdiyânî Masîĥ Mau’ûd wa Mahdî Ma’hûd ‘alahi's-salâm Jilid V, Additional Nâzhir Isyâ’at London, Halaman 6, Baris 8.


Penerjemah: Drs. Abd. Rozaq—Kebayoran, 11 Desember 2006
Editor: Rahmat Ali—Kebayoran, 11 Desember 2006

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat Baiat ke dalam Jemaat Islam Ahmadiyah

PENDIRI Suci Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (Imam Mahdi & Isa Almasih Yang Dijanjikan) a.s., pada tanggal 23 Maret 1889, telah menetapkan 10 Syarat Baiat atau Masuk dan mengikat janji/ikrar kesetiaan ke dalam Jemaat Islam Ahmadiyah yang isinya adalah sebagai berikut: 1. Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik. 2. Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasiq, kejahatan, aniaya, khianat, mengadakan huru-hara, dan memberontak serta tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya. 3. Akan senantiasa mendirikan salat lima waktu semata-mata karena mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa mendirikan shalat Tahajud, dan mengirim selawat kepada Junjungannya Yang Mulia Rasulullah saw. dan memohon ampun dari kesalahan dan mohon perlindungan dari dosa/kelemahan-manusiawi; akan ingat ...

Fatwa rokok dari pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah (7/9)

“PENDAPAT bahwa orang-orang kafir merasakan kepuasan dengan kelegaan yang hakiki temasuk dalam kesalahan. “Sesungguhnya orang-orang yang berpendapat demikian tidak menyadari bagaimana orang-orang ini telah menjadi budak khamar dan benda-benda yang memabukkan lainnya. “Betapa banyak di antara mereka yang kekuatannya menjadi lemah. Seandainya mereka memiliki ketenangan dan ketentraman, mengapa mereka melakukan bunuh diri? “Sesungguhnya seorang mukmin tidak akan pernah selamanya melakukan bunuh diri. “Hal yang masyhur dari khamar dan benda-benda yang memabukkan lainnya adalah bahwa ia dapat memberikan kekuatan lahiriah. “Akan tetapi, hal yang paling besar dalam memberikan kekuatan dan mendatangkan kelegaan dan ketentraman adalah iman yang tulus. “Seorang mukmin adalah dia yang Allāh berfirman mengenainya: وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ “Terdapat dua surga bagi dia yang takut akan kedudukan Tuhannya. (Majalah al-Ḥakam, 17 Agustus 1902, halaman 6)” _ penerjemah...

wahyu Allāh yang pertama

Pendiri suci jemaah muslim Aḥmadiyyah Ḥaḍrat Mirzā Ghulām Aḥmad—Imam Mahdi-dan-Masīḥ Mau’ūd a.s. menulis: Foto pendiri jemaah muslim Ahmadiyah ini dikopi dari arsip Dewan Naskah JAI.  “SAYA berusia 34 atau 35 tahun ketika ayah wafat. Dalam sebuah rukya, saya telah diberitahukan mengenai hal ini bahwa ajal beliau sudah dekat. Saat itu beliau berada di Lahore dan sedang bergegas kembali ke Qadian. “Beliau sedang menderita sakit disentri, tetapi saya tidak mengira bahwa beliau akan wafat keesokan harinya. Nyatanya, pada saat itu sudah ada perbaikan dalam kondisinya dan kelihatannya beliau cukup sehat. Keesokan harinya, kami semua sedang bersama beliau pada siang hari ketika beliau meminta dengan halus agar saya pergi beristirahat karena saat itu bulan Juni dan udara sedang panas sekali. “Saya beristirahat ke kamar atas dan seorang khaddim memijat kaki saya. Tak lama, saya terlena ringan dan turun wahyu (bahasa Arab): وَ السّمَآءِ وَ الطّارِقِ «wa’s-samā’i wa'ṭ-ṭāriq» ...