PENDIRI Jemaah Muslim Aḥmadiyyah Ḥaḍrat Masīḥ Mau’ūd Mirzā Ghulām Aḥmad a.s. menulis:
“POKOK dari ajaran saya adalah beriman kepada Allāh Yang Maha Esa sebagai wujud Yang tiada sekutu-Nya, Yang memiliki rasa welas asih kepada mahluk ciptaan-Nya, Yang berperilaku baik, serta Yang tidak mempunyai itikad buruk.
“Berlakulah sedemikian rupa sehingga tidak ada kerancuan atau kejahatan menghampiri hati Anda.
“Jangan bicara palsu, jangan menciptakan kedustaan, dan jangan menyakiti siapa pun, baik dengan tangan atau pun dengan lisan.
“Hindari segala bentuk dosa dan kendalikan hawa nafsu Anda.
“Cobalah mensucikan hati Anda tanpa ada kejahatan sama sekali.
“Harus menjadi prinsip hidup Anda untuk mengasihi semua manusia.
“Pelihara tangan Anda, lidah Anda, dan pikiran Anda dari semua hal yang tidak bersih dan rancu serta segala bentuk penipuan.
“Takutlah kepada Allāh dan sembahlah Dia dengan hati yang suci.
“Tahan diri Anda dari melakukan kesalahan, pelanggaran, pencurian, menerima suap, persekutuan yang curang, dan jauhi rekan-rekan yang zalim.
“Peliharakan penglihatan Anda dari pengkhianatan dan pendengaran Anda dari mendengar umpatan.
“Jangan mempunyai rencana jahat terhadap para penganut agama atau suku bangsa atau pun kelompok lain.
“Jadilah penasihat yang tulus bagi setiap orang.
“Jangan sekali-kali menjadikan mereka pembuat kerusuhan atau yang berperilaku buruk sebagai sahabat.
“Jauhi semua jenis dosa dan berusaha mencapai nilai-nilai rohani yang baik.
“Hati Anda harus bersih dari dusta, tangan Anda harus kalis dari perbuatan salah dan mata kalian harus bersih dari segala yang tidak suci.
“Jangan pernah mengambil bagian dalam tindak kejahatan atau pelanggaran.
“Upayakan sekuat mungkin agar Anda bisa mengenal Allāh swt. karena mengenal Dia berarti menemukan keselamatan dan yang menemukan Dia akan memperoleh pertolongan-Nya.
“Dia akan mewujudkan diri-Nya kepada siapa pun yang mencari-Nya dengan kasih dan ketulusan hati, dan Dia akan membukakan diri-Nya kepada ia yang benar-benar menjadi milik-Nya.
“Hati yang suci adalah arasy bagi-Nya, sedangkan lidah yang terbebas dari kedustaan, caci-maki dan bicara hampa merupakan tempat bagi penampakan-Nya.
“Ia yang menenggelamkan dirinya dalam mencari keriḍaan-Nya akan menjadi manifestasi dari kekuasaan-Nya yang Maha Luhur.”
(Rūḥānī Khazā’in Jilid XIV, «Kasyful Ghitā’, Ḍiyā’u'l-Islām Press Qādiyān, 1898», Additional Nāẓir Isyā‘at London, 1984, ṣafa 187—188, «penerjemah: Alm. H. Abdul Qayum Khalid»)
“POKOK dari ajaran saya adalah beriman kepada Allāh Yang Maha Esa sebagai wujud Yang tiada sekutu-Nya, Yang memiliki rasa welas asih kepada mahluk ciptaan-Nya, Yang berperilaku baik, serta Yang tidak mempunyai itikad buruk.
“Berlakulah sedemikian rupa sehingga tidak ada kerancuan atau kejahatan menghampiri hati Anda.
“Jangan bicara palsu, jangan menciptakan kedustaan, dan jangan menyakiti siapa pun, baik dengan tangan atau pun dengan lisan.
“Hindari segala bentuk dosa dan kendalikan hawa nafsu Anda.
“Cobalah mensucikan hati Anda tanpa ada kejahatan sama sekali.
“Harus menjadi prinsip hidup Anda untuk mengasihi semua manusia.
“Pelihara tangan Anda, lidah Anda, dan pikiran Anda dari semua hal yang tidak bersih dan rancu serta segala bentuk penipuan.
“Takutlah kepada Allāh dan sembahlah Dia dengan hati yang suci.
“Tahan diri Anda dari melakukan kesalahan, pelanggaran, pencurian, menerima suap, persekutuan yang curang, dan jauhi rekan-rekan yang zalim.
“Peliharakan penglihatan Anda dari pengkhianatan dan pendengaran Anda dari mendengar umpatan.
“Jangan mempunyai rencana jahat terhadap para penganut agama atau suku bangsa atau pun kelompok lain.
“Jadilah penasihat yang tulus bagi setiap orang.
“Jangan sekali-kali menjadikan mereka pembuat kerusuhan atau yang berperilaku buruk sebagai sahabat.
“Jauhi semua jenis dosa dan berusaha mencapai nilai-nilai rohani yang baik.
“Hati Anda harus bersih dari dusta, tangan Anda harus kalis dari perbuatan salah dan mata kalian harus bersih dari segala yang tidak suci.
“Jangan pernah mengambil bagian dalam tindak kejahatan atau pelanggaran.
“Upayakan sekuat mungkin agar Anda bisa mengenal Allāh swt. karena mengenal Dia berarti menemukan keselamatan dan yang menemukan Dia akan memperoleh pertolongan-Nya.
“Dia akan mewujudkan diri-Nya kepada siapa pun yang mencari-Nya dengan kasih dan ketulusan hati, dan Dia akan membukakan diri-Nya kepada ia yang benar-benar menjadi milik-Nya.
“Hati yang suci adalah arasy bagi-Nya, sedangkan lidah yang terbebas dari kedustaan, caci-maki dan bicara hampa merupakan tempat bagi penampakan-Nya.
“Ia yang menenggelamkan dirinya dalam mencari keriḍaan-Nya akan menjadi manifestasi dari kekuasaan-Nya yang Maha Luhur.”
(Rūḥānī Khazā’in Jilid XIV, «Kasyful Ghitā’, Ḍiyā’u'l-Islām Press Qādiyān, 1898», Additional Nāẓir Isyā‘at London, 1984, ṣafa 187—188, «penerjemah: Alm. H. Abdul Qayum Khalid»)
Komentar